SEJARAH DESA

Desa Rembul asal mulanya adalah hutan belantara yang tidak pernah terjamak oleh manusia yang kemudian hutan tersebut di bubak masyarakat memulai membuka lahan untuk pemukiman dan perkebunan serta pertanian untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Konon ceritanya ada seorang tokoh ternama yang bernama Mbah Rembul yang gigih dalam membentuk Desa Rembul serta menjaga keutuhan Desa agar tetap tidak terpecah belah, dengan menciptakan rasa gotong royong antar sesama warga dalam mendirikan rumah,  bercocok tanam, dan kegiatan lain yang menyangkut kepentingan umum. Bukan hanya itu, Mbah Rembul juga seorang yang sangat disegani oleh masyarakat karena kesaktiannya dan kebaikannya dalam menolong antar sesama manusia serta ilmu agama islam yang beliau ajarkan kepada masyarakat setempat. Karena dengan beragama maka seseorang bisa mengetahui mana yang halal dan mana yang haram, dan untuk menjaga keutuhan Desa maka para tokoh masyarakat mengadakan musyawarah untuk mendirikan seorang Kepala Desa agar bisa menata Desanya. Tahun 1949 kemudian Desa Rembul terus berkembang dengan Kepala Desa :

  • Tahun (1949 – 1955) TASJAN dan MULYATARSA sebagai  Sekdes
  • Tahun (1956 – 1970) MUKRI dan RAKUP sebagai Sekdes
  • Tahun (1971 – 1980) KARYADI dan TARJONO sebagai Sekdes
  • Tahun (1980 – 1995) TARTIB dan RUMANTO sebagai Sekdes
  • Tahun (1996 – 2006) KAMAN dan AGUS WINARTO sebagai Sekdes
  • Tahun (2007 – 2012) RATIB dan AGUS WINARTO sebagai Sekdes
  • Tahun (2013 – 2018) CAHYONO, S.Pd dan TASIR sebagai Sekdes
  • Tahun (2019 – sekarang) SUPRAYOGI dan TASIR sebagai Sekdes

Desa Rembul dari tahun ke tahun terus berkembang baik dari segi ekonomi maupun sarana dan prasarana. Desa Rembul memiliki tiga gedung sekolah dasar, tiga gedung TPQ, madrasah, dan pondok pesantren.

Di bidang infrastruktur Desa Rembul juga hampir di tiap ruas jalan telah menggunakan jalan aspal dan rabat beton serta drainase walaupun belum seluruhnya terbangun karena keterbatasan dana yang tersedia. Kemudian di bidang perekonomian, Desa Rembul juga memiliki pasar Desa dan kerajinan anyaman bamboo yang merupakan produk unggulan Desa, serta lahan pertanian yang luas sehingga bisa membantu perkembangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.